Kamis, 13 Juni 2013

Lembar Pertama

Hai! Ini postingan pertama gue di blog! Jujur gue masih awam banget sama dunia blogging. Gue tahu apa itu blog, tapi gue lebih cenderung berkutat di komunitas Kaskus dan cukup aktif di forum tersebut.

Ngomong-ngomong soal postingan pertama, biasanya yang pertama itu selalu bisa dikenang, apalagi cinta pada pandangan pertama. Coba aja diinget, paling indah itu ya saat pertama lu melakukan sesuatu hal, seperti yang gue bilang tadi. Seperti hari ini juga. Ini pertama kalinya gue mengajukan naskah cerita gue ke salah satu penerbit mayor, dan tempatnya itu luas banget! Hari ini gue diajak Mba Ayumi syuting promo bukunya yang berjudul My Creepy Diary: catatan seorang gadis indigo.

Jam 12 siang tadi kami bertemu di 7Eleven Taman Mini Square, setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke kantor penerbit. Di jalan tadi gue berharap nggak turun hujan karena langit di atas jalan TB. Simatupang udah lumayan gelap kayak orang yang baru putus terus mantannya ternyata udah punya pacar lagi (pacar baru). Yah namanya juga takdir, padahal dikit lagi sampai, tapi gue dan Mba Ayumi terpaksa melipir dulu karena hujan turun dengan derasnya. Sampai di kantor penerbit, gue terpesona melihat aktivitas yang ada di sana sebab nggak kelihatan seperti kantor, melainkan rumah yang katakanlah rumah elit. Oh ya, satpamnya baik lohh, gue dan Mba Ayumi dipinjemin payung buat sampai ke pintu depan kantor penerbit tersebut.

Sesampainya di lobby...
Mba Ayumi udah disambut sama Mas Edo (editor bukunya), sedangkan gue masih gerogi mau ngasih naskah buku gue ke resepsionis yang saat itu lagi teleponan sama seseorang di seberang sana.

Mba Ayumi: "Udah sana tanya dulu form check-list naskahnya!"

Gue: *masih dengan tampang bego*

Tiba-tiba Mas Edo datang untuk memberikan standing banner untuk acara [EVENT] Stories From The Heart Sabtu besok. Gue dimintanya untuk mengecek dan memastikan bahwa banner tersebut sesuai dengan tema acara. Setelah gue cek, gue masih memikirkan naskah yang ada di dalam tas gue. Udah lama gue nggak ngerasain deg-deg-an begini selain jatuh cinta pada pandangan pertama. (Weleh! Cewek mulu lu dipikirin, pikirin tuh naskah!) Dengan segenaaap hatiku luluh lantaaah~ (Malah nyanyi!) Gue pun perlahan beringsut ke depan meja recepcionist buat nanya seputar naskah gue ini.

Gue: "Mba, minta form check-list naskah dong." sambil senyum ke Mba-nya.
Mba resepsionis: "Bentar ya, Mas, di-print dulu."
Gue: "Oke."

Saat form itu mau dicetak, print-an mendadak nggak bisa. Dalam hati gue hanya bisa berkata, "Belum ngisi, udah ditolak duluan." :(

Oke, oke, ternyata itu cuma keraguan gue aja. Print-an bisa digunakan kembali setelah dikotak-katik oleh Mba Recepcionist. Gue kembali duduk di lobby sambil ngelirik kertas yang harus gue isi. Belum lama gue mengisi, Mas Edo mengajak Mba Ayumi untuk mulai syuting, gue ikut dengan mereka biar nggak disangka anak ilang. -___-

Gue masuk ruangan dubbing dan menyaksikan Mba Ayumi memulai syuting bukunya. Selagi menyaksikan mereka yang sedang bekerja, gue mengisi form pengajuan naskah dengan duduk di bawah dengan beralaskan karpet. Beberapa kali gue diminta duduk di atas kursi, tapi gue lebih suka lesehan (ya kali masa mau tiduran, kagak sopan woi!). Suasana mendadak horor ketika Mas Operator iseng menyetel lagu Lengserwengi. Atau kalau nggak, coba deh dengerin lagu Kedjawen yang judulnya Syrotol Mustaqim. *copot headset*

Syuting pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, dan gue tetap nenteng-nenteng naskah gue. Ngeliat begitu banyak naskah yang masuk, gue langsung senam jantung. Dari rumah sih gue udah mengantongi restu orang tua juga doa dari teman-teman yang mendukung gue hingga detik ini, tapi yang namanya gerogi, intinya gue memotivasi diri dengan mengucap kalimat ini di dalam hati -> "MANTAN PLAYBOY, NEMBAK CEWEK BERANI, MASA NGASIH NASKAH DOANG KAGAK PD???!!"

Bukan nggak berani, coy! Ini tentang impian! Mimpi aja terkadang bisa disalah-artikan, apalagi kita cuma bertahan tapi nggak berbuat sesuatu hal? Mimpi itu... mimpi itu bunga tidur, makanya indah.. mau mimpi buruk juga, judulnya nyata di dalam pikiran! Hahaha...

Form gue isi lengkap, dan ada beberapa yang nggak begitu gue mengerti jadinya masih harap-harap cemas gue sampai sekarang. Selagi syuting berjalan, gue memberikan naskah tersebut ke Mba Resepsionis, kemudian gue tinggal. Dan beberapa langkah gue dari dia, gue pun dipanggil...

Mba Recepcionist: "Mas! Naskahnya mau dikasih ke siapa?"

Efek gerogi bisa menimbukan sedikit lupa~

Gue: "Bukune, Mba!"

Langsung gue kabur menuju syuting yang lokasinya udah pindah lagi.

Syuting berjalan lancar, gue memperhatikan keadaan di sekitar. Sampai tiba syuting selesai, akhirnya gue ketemu lagi sama Mba Widya Oktavia yang waktu itu gue ngikutin talkshow di Indonesia Reader Festival 2012 juga sama Mba Winna Efendi. Aih, penulis-penulis favorit gue dan gue bisa bertatap muka secara langsung!

Jam udah menunjukkan pukul 7 malam, gue dan Mba Ayu memutuskan untuk pulang. Karena jalanan macet, akhirnya kami melipir lagi di 7Eleven Cilandak. Lalu, apa yang terjadi???

Gue ketemu editor-editor buku yang barusan gue ke kantornya! Tambah gerogi lagi gue. -___-

Berhubung ini postingan pertama, nantikan aja curhatan gue berikutnya dalam waktu yang tidak gue ketahui, sebab billing Warnet dan uang di saku celana nggak mencukupi buat berlama-lama. Haha.

Apa kabar komputerku yang softwarenya rusak gara-gara mati lampu???

3 komentar:

  1. naskah lo harus diterima, jon Mul :p hahaha

    sukses ya!, kapan2 ke kantor bareng gue :))

    BalasHapus
  2. Aamiin, Vin! *lirik editor-editor buku*

    Udah agak ngerti ngeblog gue, cuma scriptnya aja kagak :))

    BalasHapus