Jumat, 19 Juli 2013

Kenanglah Aku


Teruntuk kamu
dengan segala jawab dariku,
Yang terkadang kau ragukan,
Yang terkadang kau tepis kebenarannya
sesungguh-sungguhnya aku...


Jika mataku
tak lagi dapat melihat,
Masihkah engkau dapat tersenyum
dan memperlihatkan kebahagiaanmu di depanku?

Jika telingaku
tak lagi dapat mendengar,
Bisakah engkau tetap berkata sopan
tanpa harus bersikap kasar?

Jika mulutku
tak lagi dapat bersuara,
Mampukah engkau mendengar
setiap gestur yang aku isyaratkan?

Bila kedua tanganku
tak lagi dapat kugerakkan,
Maukah engkau ada di sampingku
meski hanya sekadar untuk menyuapkan makan dan minum?

Bila sepasang kaki ini
tak lagi dapat kugunakan untuk berjalan,
Sanggupkah engkau tetap setia
menemaniku saat duduk di bawah mentari pagi?

Dan bila...
Jika suatu ketika...

Jika suatu saat nanti
aku terbaring tak berdaya,
Badanku telah terbujur kaku,
Jantung dan nadiku
tak lagi dapat berdetak,
Bersediakah engkau tak larut dalam duka cita
namun tetap dan terus lekat bersama doa?

Kenanglah...
Aku tak meminta apa-apa darimu,
Tak berharap bahwa aku ingin engkau tahu,
Tak memaksa untuk kau hapus aku
dari ingatanmu

Dan hati yang selalu ingin kau lupakan,
Aku hidup dengannya...

Meski nanti
aku hanya tinggal sebuah nama,
Hanya sebagian kecil
dari banyaknya kenangan di dalam hidupmu,
Kenanglah aku...
Sebagaimana aku tak pernah berhenti mencintaimu


Jakarta, 19 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar