Selasa, 15 Oktober 2013

Jalan Sunyi Seorang Penulis


"Ingat-ingatlah kalian hai penulis-penulis belia: bila kalian memilih jalan sunyi ini maka yang kalian camkan baik-baik adalah terus membaca, terus menulis, terus bekerja, dan bersiap hidup miskin.
Bila empat jalan itu kalian terima dengan lapang dada sebagai jalan hidup, niscaya kalian tak akan berpikir untuk bunuh diri secepatnya."

Sebuah tamparan yang sangat berkesan dari seorang Muhidin M. Dahlan atau biasa dikenal dengan Gus Muh untuk para penulis-penulis belia, terutama aku yang baru tiga tahun (September 2010) ini mulai serius untuk terjun ke dalam dunia kepenulisan.







Jalan Sunyi Seorang Penulis
karya
Muhidin M. Dahlan (Gus Muh)


Terinspirasi dari bukunya, aku berusaha untuk mewancarai diriku sendiri. Jalan Sunyi Seorang Penulis.

"Kau ingin menerbitkan karyamu?"

Jika itu yang kau tanyakan, jawabanku adalah sangat ingin.

"Apa kamu seorang yang cukup terkenal di lingkunganmu?"

Ya, atau lebih tepatnya tidak sengaja dikenal. Mantan playboy, harapanku yaitu aku ingin menuliskan sejarahku dan ingin mengajarkan kebaikan dari pengalaman-pengalaman yang sekiranya itu buruk menurut orang lain.

"Apa kamu punya cukup banyak uang?"

Tidak, aku hanya punya cukup karya yang hanya bisa kunikmati bersama nikotin dan harapan.

"Apa kau ingin berniat menjual karya-karyamu?"

Tidak. Dan maaf, karya-karyaku tidak untuk diperjual-belikan.

"Apa kau siap untuk hidup dalam kemiskinan?"

Jawabannya sederhana. Aku menulis, aku berkarya untuk nilai yang tak bisa dikalkulasikan dengan uang sepeser pun.

"Apa kau percaya dengan yang namanya keajaiban?"

Aku tidak percaya dengan keajaiban. Keajaiban hanya membuatmu terus berharap, sedangkan kenyataan lah yang mengajarkanmu betapa berartinya kekecewaan yang kau alami.

Hari ini, 15 Oktober 2013, naskah bukuku yang berjudul "Memorable: Catatan Mantan Playboy" tepat berulang bulan yang keempat. Pada tanggal 4 Oktober 2013 kemarin aku baru saja memberikan hasil revisi yang kukerjakan tanpa disuruh baik dari pihak penerbit maupun editor naskah bukuku.

Menulis adalah sebuah proses,dan menyelesaikan sebuah naskah buku adalah hal terindah selagi mau menikmati prosesnya. Seperti kata Mba Windy Ariestanty (@windyaariestanty), "Kamu tidak akan bisa menulis jika kamu tidak menikmati perjalananmu." (FX Sudirman, Jak Book Fiesta 2013)

Dan sekali lagiselamat berulang bulan yang keempat, naskah buku pertamaku. Semoga kelak kau akan lahir dan dikenang orang-orang sepeninggal aku yang selalu ada dan berjuang di belakangmu. I'm so miss you. :)


With Bernard Batubara (@benzbara_).
Semoga.
Aamiin. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar