ada rintik yang tak henti
dari hujan di bulan Februari
Hujan yang datang
tanpa diundang, menyapa mereka
yang sedang duduk terkenang
Di bawah langit ini
rintik itu mulai membasahi,
dingin pada kepala dan isi
Tak peduli dengan benci
yang pernah berderai
kala mereka saling mengucap janji
Hujan di bulan Februari
jadi saksi dua orang kolot
duduk sorot-menyorot,
Bola mata beradu pandang
yang bisu, si lelaki tunduk
dalam seribu tanya
Hujan di bulan Februari
kini hadir kembali,
Mengungkap sebuah tangis, kekasih
dan senyum simpul di wajah
memukul telak si lelaki,
Lagi, dan lagi...
Jakarta, 14 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar